4 Hal Penting Dalam Mengelola Kualitas Air Tambak Udang Vaname

Sumber : Alat Ukur Kualitas Air

4 Hal Penting Dalam Mengelola Kualitas Air Tambak Udang Vaname - Pengelolaan kualitas air sangat penting dalam semua budidaya udang liar, terutama di kolam dengan tingkat populasi yang tinggi. Jika kualitas air itu turun maka dapat mengganggu pertumbuhan dan kelangsungan hidup udang.

Kualitas air yang baik dapat menjamin kelangsungan hidup dan pertumbuhan udang. Di bawah ini adalah parameter yang dapat Anda gunakan sebagai indikator saat mengukur tingkat kualitas air tambak udang galah.

1. Parameter kimia

Parameter pertama yang dapat Anda gunakan sebagai indikator saat mengukur kualitas air tambak udang galah adalah parameter kimia. Mereka termasuk potensi redoks, kadar oksigen terlarut, kadar karbon dioksida, kadar alkali, kesadahan air, dan kandungan padatan organik.

A. Potensi redoks

Potensi redoks adalah indikator jumlah oksidasi atau reduksi suatu zat. Nilai rendah adalah indikator pengurangan sedimentasi yang kuat dan terkait dengan pembentukan metabolisme toksik, kondisi hipoksia atau anoksik, dan nilai pH rendah. Di kolam, kisaran potensial redoks potensial adalah 500 hingga 700 mV untuk air dan 400 hingga 500 mV untuk sedimen.

B. Oksigen terlarut

Mempertahankan tingkat oksigen terlarut yang memadai dalam air tambak sangat penting untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup udang. Dalam banyak kasus, kekurangan oksigen sering menyebabkan kematian massal udang putih (anoxia). Hal ini biasa terjadi pada budidaya udang intensif (padat).

Oksigen terlarut dalam air kolam sebagian besar datang sebagai produk sampingan dari fotosintesis. Sumber lain adalah difusi gas atmosfer. Jumlah oksigen terlarut dalam air tambak dipengaruhi oleh banyak faktor, terutama suhu air, respirasi, dan kadar bahan organik. Di tambak udang tropis, tingkat oksigen di air tambak umumnya lebih rendah karena kenaikan suhu.

Pada siang hari, fotosintesis menghasilkan lebih banyak oksigen daripada air yang dikeluarkan oleh respirasi hewan. Pada malam hari, baik tumbuhan maupun hewan terus bernafas, dan hanya oksigen dari atmosfer yang ditambahkan ke air. Dalam beberapa kasus, kebutuhan respirasi dalam kondisi tertentu dapat menyebabkan penipisan total oksigen, terutama di pagi hari, menyebabkan anoksia pada hewan yang sedang berkembang biak.

C. Karbon dioksida

Ketika konsentrasi oksigen terlarut menurun, tingkat karbon dioksida mencegah oksigen masuk ke air tambak. Kisaran karbon dioksida rata-rata adalah 1 hingga 10 mg / l.

D. Alkalinitas

Alkalinitas yang tinggi (pH > 9,5) dapat mengganggu pertumbuhan dan kelangsungan hidup udang. Di tambak yang kaya fitoplankton, pH air tambak biasanya melebihi 9,5 di sore hari. Namun, pada pagi hari, pH biasanya turun. Pertumbuhan plankton yang berlebihan dapat dikoreksi dengan pertukaran air.

E. Kesadahan air

Kesadahan air adalah jumlah mineral yang terkandung dalam air. Hal ini erat kaitannya dengan keasaman air. Budidaya udang vaname dapat tumbuh dengan baik dengan pH 6 - 9 dan kesadahan air yang stabil.

F. bahan organik

Bahan organik dapat melepaskan karbon dioksida dan nitrit karena aktivitas metabolisme dan dekomposisi air. Kandungan bahan organik maksimum adalah 88,4 mg/l.

2. Parameter fisik

Parameter kedua yang dapat Anda gunakan sebagai indikator saat mengukur kualitas air tambak udang galah adalah parameter fisik. Ini termasuk sinar matahari, suhu, kecerahan dan turbulensi, warna air, konduktivitas, dan salinitas.

A. Manajemen Sinar Matahari

Cahaya merupakan faktor kunci dalam budidaya organisme akuatik. Beberapa penelitian telah meneliti peran sinar matahari dalam air dan menemukan perbedaan yang signifikan dalam perilaku, nutrisi, dan pertumbuhan organisme akuatik, seperti ikan dan udang.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sinar matahari sangat mempengaruhi kelangsungan hidup dan laju pertumbuhan larva. Parameter seperti tingkat spektrum dan panjang periode cahaya memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan, kelangsungan hidup, kematangan seksual, dan reproduksi organisme akuatik. Lama penyinaran optimal periode cahaya yang dibutuhkan adalah 12 jam.

B. Suhu Manajemen

Suhu air memegang peranan penting dalam mengatur aktivitas hewan ternak. Dikatakan bahwa untuk setiap kenaikan suhu 10 C, laju reaksi kimia dan biologi menjadi dua kali lipat.

Ini berarti bahwa organisme akuatik menggunakan oksigen terlarut dua kali lebih banyak dan reaksi kimia tumbuh dua kali lebih cepat pada suhu 30 °C daripada pada suhu 20 °C. Oleh karena itu, kebutuhan oksigen terlarut spesies air lebih tinggi saat panas daripada di air dingin.

C. Kecerahan dan turbulensi

Kecerahan air dan turbulensi dalam sistem akuakultur juga merupakan indikator penting kualitas air. Kecerahan dan turbulensi juga mempengaruhi kepadatan zooplankton dan fitoplankton dalam air dan partikel tersuspensi seperti feses dan makanan yang tidak tercerna.

Gangguan mempengaruhi tingkat penetrasi cahaya, yang mempengaruhi fotosintesis dan pertumbuhan alga. Kolam yang sangat berawan memiliki penetrasi cahaya yang lebih dangkal, yang mengurangi suhu serta aktivitas fotosintesis. Tambak yang sangat keruh sering mengalami penurunan jumlah alga yang tumbuh di dasar tambak sebagai pakan alami udang galah.

D. Pewarna air

Warna air yang terkena sinar matahari terdiri dari mikroorganisme, pelarut, dan mineral. Faktor utama penyebab perubahan warna air adalah perubahan dan fluktuasi jumlah mikroorganisme terutama fitoplankton.

Peran mineral dalam warna air yang ada juga bertanggung jawab, seperti warna besi merah dan coklat. Warna hitam terbuat dari mangan atau bahan organik. Sedangkan kunyit untuk zat organik terlarut seperti tanin, besi dan seng.

E. Konduktivitas Kimia

Konduktivitas dapat diukur dengan cepat untuk memperkirakan total konsentrasi ion terlarut. Konduktivitas tambak udang galah berkisar antara 500 sampai > 5.000 mmhos/cm.

F. TDS dan TSS (total, padatan terlarut dan tersuspensi)

Total padatan terlarut (TDS) adalah jumlah padatan terlarut (termasuk mineral, garam atau logam) dalam air. Dengan kata lain, semua zat organik dan anorganik terlarut dalam air. Ini adalah parameter yang sangat berguna untuk pengontrol udang. Hal ini karena dapat digunakan sebagai metode untuk menentukan frekuensi ketika tiba saatnya untuk mengganti air. Nilai optimum tambak udang galah berkisar 150-200 ppm. TDS dapat di hitung menggunakan bantuan alat seperti TDS Meter yang dapat menbantu anda mengukur Total padatan terlarut dengan mudah, cepat dan akurat.

G. pH dan salinitas

PH air tambak menunjukkan kesuburan atau produktivitasnya. Air dengan pH 7,5 hingga 9,0 umumnya dianggap cocok untuk produksi udang. Jika pH kurang dari 5,0, pertumbuhan udang akan tertunda. Air dengan pH yang rendah dapat netralkan dengan cara menambahkan kapur untuk menetralkan keasaman.

H. Salinitas

Di beberapa negara konsentrasi garam di kolam secara bertahap meningkat selama bulan-bulan musim panas karena tingkat penguapan yang tinggi. Salinitas dapat meningkat hingga 40 ppt, yang memperlambat pertumbuhan. Dalam kasus seperti itu, air harus selalu dipertahankan selama bulan-bulan musim panas agar sesuai dengan peningkatan salinitas, atau air harus sering diganti dengan pompa atau dengan pertukaran pasang surut.

3. Parameter biologis

Parameter ketiga yang dapat Anda gunakan sebagai indikator saat mengukur kualitas air tambak udang galah adalah parameter biologis. Diantaranya adalah mikroorganisme dan bakteri patogen.

A. Judul Mikroorganisme

Organisme makanan alami lebih mungkin tumbuh di kolam yang disiapkan dengan baik dengan pupuk organik atau anorganik. Alga bentik biru-hijau, diatom, ganggang hijau, dan berbagai zooplankton mikroskopis dan mikrobentos berfungsi sebagai makanan alami untuk udang yang dibudidayakan.

Udang dapat tumbuh di lumut salinitas rendah tergantung pada kondisi pertumbuhan. Organisme lain yang berasosiasi dengan lumut juga dimakan oleh udang. Ikan herbivora sering disimpan untuk mengontrol kepadatan lumut di kolam.

Pemupukan tambak mendorong pertumbuhan tanaman mikroskopis yang disebut fitoplankton, yang merupakan produsen utama zooplankton dan organisme bentik yang memakan udang. Adanya warna hijau kekuning-kuningan pada air tambak menunjukkan pertumbuhan yang baik dari organisme planar yang diharapkan ramah udang.

B. Mikroorganisme patogen

Bakteri patogen dapat berperan sebagai patogen primer dan sekunder sehingga menyebabkan penyebaran berbagai penyakit infeksi. Ekosistem tambak udang mengandung bakteri patogen seperti patogen vibrio negatif. Bacillus dapat melawan bakteri Vibrios. Selain itu membantu menjaga pada keseimbangan mikroflora yang sehat.

4. Manajemen Nutrisi

Pengelolaan nutrisi juga mempengaruhi kualitas air tambak, sehingga distribusi stok harus sebagai berikut.

Dalam cuaca hujan dan berangin, beri makan 50% hingga 60% atau tunggu hingga intensitas curah hujan berkurang.

Pada pH molting <8 atau 8 - 9, diet yang dianjurkan adalah 30% pada siang hari, 50% pada malam hari dan 110% pada pagi hari.

Kelangsungan hidup plankton bloom secara masif berarti nutrisi mencapai 70% dalam 3 hari hingga plankton bloom berkurang.

Ketika plankton memberi makan pada 50% hingga kecerahan menurun karena oksigenasi dan mikroorganisme

Saat amonia mulai meningkat, berikan 60-70% hingga amonia berkurang

Kejadian cuaca ekstrim berkisar antara 70-80% dan suhu turun dari 25 C menjadi 34 C hingga suhu turun dari 26 C menjadi 32 C.

Tidak ada komentar untuk "4 Hal Penting Dalam Mengelola Kualitas Air Tambak Udang Vaname"